Selasa, 25 Mei 2010

Dari Sa'ad bin Abi Waqqash r.a. berkata: Rasulullah saw menengokku pada haji wada' dari cekaman suatu penyakit yang hampir saja merenggut nyawaku lalu aku berkata, "Ya Rasulullah, sebagaimana engkau lihat, penyakitku ini cukup berat sedangkan aku adalah orang yang berharta dan tidak ada ahli warisku kecuali seorang anak perempuanku. Bolehkah aku bersedekah dengan dua pertiga dari hartaku?" Rasulullah saw menjawab, "Jangan" Aku berkata, "Bagaimana kalau separuhnya?" Rasulullah menjawab, "Jangan, sepertiga saja dan sepertiga pun sudah cukup banyak. Sesungguhnya jika eangkau tinggalkan ahli warismu dalam keadaan kaya raya adalah lebih baik daripada engkau tinggalkan mereka dalam keadaan kekurangan meminta-minta kepada manusia. Dan tidaklah engkau mengeluarkan suatu pembelanjaan dengan menuntut keridhaan Allah melainkan engkau akan diberi pahala karenanya hingga sesuap makanan yang engkau suapkan ke mulut istrimu." Aku berkata, "Ya Rasulullah, apakah aku ditinggalkan (di Makkah) sesudah kawan-kawanku (berhijrah)?" Rasulullah saw menjawab, "Sesungguhnya engkau tidak ditinggal lalu engkau beramal dengan suatu amal yang ditujukan untuk mencari keridhaan Allah melainkan dengannya engkau akan bertambah derajat dan pangkatmu. Barangkali engkau tertinggal ini akan mendatangkan manfaat bagi orang banyak dan mendatangkan kerugian bagi lainnya." Kemudian Rasulullah saw berdo'a, "Ya Allah teruskanlah bagi sahabat-sahabatku hijrah mereka dan jangan Engkau kembalikan mereka ke belakang (ke Mekkah)." Tetapi yang kecewa adalah Sa'ad bin Khaulah yang dikasihi oleh Rasulullah sawkarena ia meninggal dunia di Makkah.
(Bukhari - Muslim)

Selasa, 11 Mei 2010

HADITS - HADTIS BUKHARI DAN MUSLIM

Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa melapangkan suatu kesukaran dunia pada seorang Mukmin maka Allah akan baginya kesukaran hari kiamat. Dan barangsiapa meringankan kemiskinan seorang miskin maka Allah akan meringankan baginya di dunia dan di akhirat. Dan barangsiapa menutupi aib orang Muslim maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah akan menolong hamba-Nya selama hamba itu menolong saudaranya. Dan barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga. Dan tidak berkumpul suatu kaum dalam Baitullah (masjid untuk membaca dan mempelajari kitab Allah melainkan diturunkan kepada mereka ketenangan dan diliputi rahmat, dikerumuni Malaikat dan disebut-sebut oleh Allah di depan para Malaikat-Nya. Dan barangsiapa yang lambat amal perbuatannya maka tidak dapat dipercepat oleh nasab (tidak lekas naik derajatnya)."
(Bukhari - Muslim)

Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Kamu sekalian adalah pemimpin dan kamu akan ditanya mengenai kepemimpinanmu. Imam (Penguasa) adalah pemimpin dan akan ditanya mengenai kepemimpinannya. Seorang laki-laki adalah pemimpin keluarganya dan bertanggung jawab mengenai kepemimpinannya. Istri adalah pemimpin rumah tangga suaminya dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Pelayan (buruh) adalah pemeliharaharta majikannya dan akan ditanya mengenai pemeliharaannya. Maka kamu sekalian adalah pemimpin dan masing-masing bertanggung jawab atas kepemimpinannya."
(Bukhari - Muslim)



Senin, 10 Mei 2010

Keseharian Seorang Muslim

Seorang sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, pesankan sesuatu kepadaku yang akan berguna bagiku dari sisi Allah.” Nabi Saw lalu bersabda: “Perbanyaklah mengingat kematian maka kamu akan terhibur dari (kelelahan) dunia, dan hendaklah kamu bersyukur. Sesungguhnya bersyukur akan menambah kenikmatan Allah, dan perbanyaklah doa. Sesungguhnya kamu tidak mengetahui kapan doamu akan terkabul.” (HR. Ath-Thabrani)

Selasa, 27 April 2010

SHALAT YUUUK….

Shalat merupakan ibadah yang termasuk ke dalam rukun islam ke-2 setelah syahadad. Karena begitu pentingnya arti shalat dalam agama islam ini, shalat diibaratkan sebagai tiang dari agama. Semakin tegak dan kokoh tiang suatu bangunan maka akan semakin kuat bangunan tersebut. Umat islam yang melakukan shalat berarti telah mengokohkan kedudukan dan kedaulatan agama islam di muka bumi ini.
Secara bahasa shalat berasal dari bahasa arab yang memiliki arti “doa”. Sedangkan menurut istilah shalat bermakna serangkaian kegiatan yang diawali dengan takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam.
Ada beberapa keistimewaan dari shalat diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Shalat adalah satu-satunya wujud dialog langsung seorang hamba dengan Tuhannya.
2. Shalat adalah wasiat yang diwariskan oleh Baginda Rasulullah SAW sebelum beliau wafat. Sebagai umat yang mencintai beliau tentunya akan merasakan bangga ketika melaksanakan wasiat yang ditinggalkan kekasihnya.
3. Shalat adalah sekat pemisah antara orang beriman dan orang kafir.
Sebagaimana tercantum dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Tirmidzi, Rasulullah bersabda, “perjanjian yang memisahkan kita dengan mereka adalah shalat. Barang siapa yang meninggalkan shalat, maka berarti dia telah kafir.
4. Shalat menjadi penolong di hari kiamat.
Hadits Rasulullah terkait hal ini adalah “Barang siapa yang menjaga shalat maka ia akan menjadi cahaya, bukti dan keselamatan baginya pada hari kiamat dan barang siapa yang tidak menjaganya maka ia tidak mendapatkan cahaya, bukti dan keselamatan dan pada hari kiamat ia akan bersama Qarun, Fir’aun, Haman dan Ubay bin Khalaf. (Hadits shahih riwayat Imam Ahmad at Tabrani dan Ibnu Hibban).
Keistimewaan shalat yang telah sedikit disebutkan di atas setidaknya dapat menjadikannya cambuk semangat bagi kita dalam melakukan shalat. Orang bijak mengatakan “jangan menganggap shalat itu kewajiban yang seakan-akan menjadi beban berat, anggaplah shalat adalah kebutuhan yang essensial (penting) untuk dilakukan”. Mari kita buktikan kata-kata orang bijak tersebut, buktikan indahnya bersuah dengan Ilahi Rabbi dalam shalat ketika shalat menjadi kebutuhan. SEMANGAT!!! (^_^) HD/05/03/10

Senin, 26 April 2010

WTC edisi II

Sesungguhnya diantara hamba-hamba Allah, ada diantara mereka yang orang-orang bukan nabi dan bukan pula syuhada. Pada hari kiamat, para nabi dan syuhada menginginkan mereka menempati kedudukan mereka yang berasal dari Allah. Para sahabat bertanya, "Wahai Rasullulah. Beritahukanlah kepada kami, siapakah mereka itu?"….Beliau menjawab,"Mereka adalah kaum yang saling mencintai karena Allah, bukan karena pertalian darah dan tidak ada harta yang saling diberikan. Sungguh demi Allah, wajah mereka laksana cahaya. Dan sesungguhnya mereka berada di atas cahaya. Mereka tidak merasa takut saat manusia merasa takut dan mereka tidak bersedih saat manusia bersedih". (HR. Abu Daud)


Blogger Templates by Isnaini Dot Com. Powered by Blogger and Supported by Urban Designs